Reformasi Akal Sehat

 

 

Sahabat Rudi Saputra

Terima kasih kawan. Kalian telah memulai membaca wacana ini. Teruskan, jangan berhenti hingga selesai. Apapun warna kulitmu, apapun agamamu, apapun jenis kelaminmu, kalian adalah sekumpulan orang yang saya sebut Maha dan Siswa. Bukan siswa, sebutan remaja yang masih berkutat dengan meja dan buku. Tapi kata yang di tambah Maha, menurut saya hebat akalnya, retrorikanya, hingga perasaan yang bernuansa kritis tanpa terkikis hingga usia menipis.

Inilah kisah Mahasiswa yang hidup di istana tempat ia meraih gelar sarjana. Kisah ini tidak selayaknya di publikasi ke umum, namun tujuan sebenarnya untuk generasi sesama, jadi apa boleh buat, wadah saja tidak disediakan, untuk menyalurkan keluh kesah kami. Mulai dari perilaku pengajar kami, lapak tanah yang tidak tahu pemiliknya, dan parahnya lagi keadaan kita terpaksa -walau hanya sebagian- untuk banting tulang dalam membayar kewajiban. Bukan salah pendidik, bukan juga yang di didik, terlebih lagi yang menciptakan serta merumuskan tempat mendidik tersebut. Semua biarlah berlalu, kini bukan lagi memikirkan yang dulu. Tetapi memikirkan hari ini, esok dan tahun depan. Bukan untuk perut sendiri, sanak, atau pun jabatan, tetapi berfikir demi peradaban dari daerah yang sudah jauh tertinggal ini.

Akhirnya lagi-lagi peran Mahasiswa yang harus menjadi produser hingga aktor, lakon harus di mainkan seperti tujuan awal. Yakni menjadikan tempat calon sarjana ini menjadi lebih baik -katakanlah dari yang berswasta menjadi negeri. Dan dosen tidaklah di belakang seperti kebanyakan orang mengatakan kami di belakang mendukung kalian. Tetapi juga ikut berperan, bukan hanya berakselarasi di kala Mahasiswa telah sukses dengan tujuannya dasarnya. Dosen juga harus ikut bersama Mahasiswa menciptakan isu yang patut diperjuangkan demi kemajuan peradaban.

Jadilah seolah kalian anak tempatan, berilah sepercik harapan bagi mereka yang menginginkannya walau terkadang rasa ketidakpastian kalian terbesit. Bukan saja Mahasiswa, dosen atau para penduduk kampus yang giat menyuarakan ini, semua elemen patutnya menyadari dengan merespon dan menindaklanjuti apa yang seharusnya dilakukan -ibarat mencari jalan tengah. Bagi sesama akademisi, pejabat, pengamat dan birokrat juga tidak ketinggalan. Khusus nama yang terakhir ini, baiknya wacana yang telah dinantikan Mahasiswa diketengahkan dalam setiap agenda. Demi keberlangsungan memajukan daerah oleh Mahasiswa tempatan, bukan orang luar.

Lebih logis lagi. Tujuan pendidikan di suatu daerah demi memeratakan kemajuan berfikir, bukan hanya terfokus di satu tempat. Lalu pantaskah sebutan “kolot” dalam berfikir bagi penguasa negeri ini, jika hanya satu suku, ras, agama yang di prioritaskan?? Pemerataan itu perlu, hanya dengan hal keilmuanlah kemakmuran, kesejahteraan, ketentraman bisa tersaji. Serta konflik dan kesenjangan sosial, kebodohan atau cara pandang yang lemah boleh jadi, akan teratasi dengan adanya reformasi pendidikan.

Liat saja, sekarang gaung timur ingin dijadikan poros maritim nasional. Demi terwujudnya keinginan raja untuk mendunia dalam hal maritim. Lalu barat, bukan jawa. Kepri yang nyatanya sangat tepat dikatakan maritim karena tergugus dari beberapa pulau yang berpotensi sangat baik dalam menopang kemajuan nasional jika didahulukan. Adakah indikasi ketakutan dari raja, atau pusat tidak menyanggupi bila mana Kepri menjadi maju dan berani menjadi kerajaan sendiri sebagaimana kerajaan Riau-Lingga dahulu. Akanakah kita berevolusi seperti yang dilakukan Provinsi NAD dengan bergerilyanya GAM serta Papua dengan OPM-nya yang harus memakan korban demi kesetaraan hidup ??

Boleh jadi ini terjadi, bila anak tempatan telah berubah menjadi sarjana hukum, hingga profesor hukum. Hukum maritimpun bila berada di pundak anak tempatan tidak menutup pintu kemungkinan, bahwa KEPRI bisa saja menjadi sebuah kerajan baru yang berlabel republik baru pula.

Akhirnya, ini hanya sebuah karya kosong, tulisan yang tidak masuk akal. Penuh ketidakpastiaan, dan biarkan kata-kata ini dirajut oleh orang-orang yang peduli. Peduli terhadap peradaban indonesia bagian barat laut terutama. Dan semoga kata yang berbingkai harapan ini kembali di muat pada hari yang di tunggu-tunggu. Yakni hari reformasi akal sehat.

 

Penulis : Sahabat Rudi Saputra

PMII Batam , Memanfaatkan Fasilitas Pemerintah Daerah Untuk Tempat Diskusi

 

28 oktober 2017 , Bataran Engku Putri Batam

Mahasiswa Yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dari 2 kepengurusan komisariat Unrika dan Ibnu Sina Batam , memanfaatkan fasilitas Dataran Engku Putri untuk melakukan diskusi diskusi terkait 28 oktober “Sumpah Pemuda” dan permasalahan permasalahan di Kota Batam ,  dan juga di hadiri ketua komisariat Unrika , Sahabat Ibrahim dan ketua Komisariat Ibnu Sina , Sahabat Hamdani. dan Mabincab PMII Batam Sahabat Alamudin Hamapu , Ahmad Fauzi .

Edy Asmara , Selaku ketua cabang PMII kota Batam menyampaikan, fasilitas yang indah  ini alangkah baiknya kita manfaatkan sebagai tempat untuk berdiskusi terkait kemaslahatan umat kota Batam dan gerakan gerakan kedepan yang dapat di lakukan oleh PMII Kota Batam  , yang kita lihat saat ini pemuda Batam kususnya mahasiswa jarang memanfaatkan tempat ini sebagai tempat untuk diskusi diskusi intelektual, dan kita berharap kedepannya tempat ini dapat kita jaga baik itu kebersihan dan kenyamanannya ”

PMII berharap Pemerintah Kota Batam memberikan fasilitas parkir yang aman dan nyaman dan memberikan tempat pembuangan sampah yang lebih efektif , karena banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga lokasi tersebut kurang nyaman

Editor : Hamdani

PIOS 2017 BATAM, KADER PMII JUARA 2 Debat Bahasa Inggris

Sahabati Mela Lidya Rani Juara 2 debat bahasa inggris , PIOS VI 2017 BATAM – KEPRI

 

Sahabati Mela lidya Rani Selaku Bendahara Komisariat Ibnu Sina Batam , Ikut Serta Dalam kegiatan PIOS VI 2017 BATAM – KEPRI yang diselenggarakan di Asrama Haji Kota Batam , yang di laksanakan oleh 4 perguruan tinggi di batam Pelaksana 4 PTKIS Batam , STAI ibnu sina Batam,STIQ Kepulauan Riau , STIE Ar Rachman, STIDKI Al Aziz Batam dan dimana PIOS tersebut di ikuti oleh perguruan tinggi wilayah Kopertais XII. Salah Satu Kader PMII Komisariat Ibnu Sina Batam JUARA 2 Debat Bahasa Inggris pada 27 Oktober 2017 , Harapannya kedepan semoga kader PMII dapat terus berperan di kegiatan kegiatan Kemahasiswaan Baik Daerah dan Nasioanal yang mampu bersaing dengan mahasiswa mahasiswa lainnya , “Tumbuh subur kader PMII”

(Hamdani)

Data Base Kader PMII Ibnu Sina 2017

No

Nama

Alamat

No Hp

Jurusan

1

Rika Yuliani

Bengkong Harapan 1

0812-7071-2605

Managemen

2

Septi Noviyanti

Perum. tering raya blok d2 no
20 rt 03 rw 18 sengkuang,

0831-9116-3501

Managemen

3

Fais ismad rahim

pasar angkasa blok y no.3

082290756932

Managemen

4

Novriyani Ayu Lestari

bengkong sadai blok m1 no 19

081275428269

Managemen

5

Annisa Fajrianti

perum. Jasinta indah blok f
no.19 punggur.

082392168508

Managemen

6

Melati Intan Nurani

Taman Marchelia Blok B No.73

082384833697

Managemen

7

Supriadi Syarif

kvl.pelita indah block C4 No.16
punggur.

08123740123

T.Industri

8

Devi kusnaeni

perum hawaii garden blok M 17
belian batam center

083817198132

Managemen

9

Nuriza

Bengkong al-jabar

082384269514

Managemen

10

M. Ridwan

Bengkong sadai, perum. Putra
Kelana Jaya Blok A2 No.50

082173238583

Managemen

11

ulfa tunnajihah

bengkong sadai blok r1 03

081537643977

Managemen

12

wahyuni wahab

kmp. Belian perpat  ,batam centre

082170262454

Managemen

13

Muhammad saifullah

kec, batu ampar,kampung serya rt
, 03 rw 02 no : 42

085795956418

Managemen

14

Yunita Sari

bengkong Kartini jl Sedanau no
66

08984640516

Managemen

15

Siti Khomariah

bengkong asrama blok F2 no 17

081372822193

Managemen

16

Novi Heriyanto

bengkong Indah Swadebi Blok R
No 19, RT 002 RW 015,

081275523278

T.Industri

17

Rina Widiastuti

Baloi persero No. 76 RT 05, RW
01, kelurahan baloi indah

0895614825958

Managemen

18

Imroatul Masfia

iban, Tamansari blok D no.134
sekupang

085749483189

Managemen

19

Satijah Hasanah

Tanjung uma RT 01, RW 02 No 9

085765681994

Managemen

20

Abdul Aziz

bengkong Jaya, blok C No 20

082170202125

Managemen

21

Amelia Risky

Baloi Mas Asri Blok Zamrud no. 8

081266322900

Managemen

22

Altian Harikayartini

Bengkong Nusantara Kav. Harapan
Jaya block E No 1

0895-0507-1380

Managemen

23

siti asia

kak dadut sei ladi, rt 008 rw
001 tiban indah

0823-3141-9904

PAI

24

Mela Lidya Rani

Bidadari,blok c2 no.98,
TK.piayu

081276268390

PAI

25

Dewi kumalasari

Bengkong kolam blok B no.34 jln
sempadan

083173502857

Managemen

26

Benny novriamin

bengkong harapan 2 blok O no
173

08121407614

Managemen

27

suci Wulandari

tanjung Riau, gg melati 2
sekupang

082170701334

PAI

28

Hamdani

Perum Geraha Permata Indah Blok
H.2 , tiban indah

085265798250

T.Informatika

29

Hanifah

 082288130474

Managemen

30

M.Arfah

081364072497

T.Industri

Amerika Memiliki Hutang 57 Ribu Ton Emas pada Indonesia?

9b332-gh13-733999

 

Inilah perjanjian yang paling menggemparkan dunia. Inilah perjanjian yang menyebabkan terbunuhnya Presiden Amerika Serikat, John Fitzgerald Kennedy (JFK) 22 November 1963. Inilah perjanjian yang kemudian menjadi pemicu dijatuhkannya Bung Karno dari kursi kepresidenan oleh jaringan CIA yang menggunakan ambisi Soeharto. Dan inilah perjanjian yang hingga kini tetap menjadi misteri terbesar dalam sejarah ummat manusia.

Perjanjian “The Green Hilton Memorial Agreement” di Geneva (Swiss) pada 14 November 1963

Dan, inilah perjanjian yang sering membuat sibuk setiap siapapun yang menjadi Presiden RI. Dan, inilah perjanjian yang membuat sebagian orang tergila-gila menebar uang untuk mendapatkan secuil dari harta ini yang kemudian dikenal sebagai “salah satu” harta Amanah Rakyat dan Bangsa Indonesia. Inilah perjanjian yang oleh masyarakat dunia sebagai Harta Abadi Ummat Manusia. Inilah kemudian yang menjadi sasaran kerja tim rahasia Soeharto menyiksa Soebandrio dkk agar buka mulut. Inilah perjanjian yang membuat Megawati ketika menjadi Presiden RI menagih janji ke Swiss tetapi tidak bisa juga. Padahal Megawati sudah menyampaikan bahwa ia adalah Presiden RI dan ia adalah Putri Bung Karno. Tetapi tetap tidak bisa. Inilah kemudian membuat SBY kemudian membentuk tim rahasia untuk melacak harta ini yang kemudian juga tetap mandul. Semua pihak repot dibuat oleh perjnajian ini.

Perjanjian itu bernama “Green Hilton Memorial Agreement Geneva”. Akta termahal di dunia ini diteken oleh John F Kennedy selaku Presiden AS, Ir Soekarno selaku Presiden RI dan William Vouker yang mewakili Swiss. Perjanjian segitiga ini dilakukan di Hotel Hilton Geneva pada 14 November 1963 sebagai kelanjutan dari MOU yang dilakukan tahun 1961. Intinya adalah, Pemerintahan AS mengakui keberadaan emas batangan senilai lebih dari 57 ribu ton emas murni yang terdiri dari 17 paket emas dan pihak Indonesia menerima batangan emas itu menjadi kolateral bagi dunia keuangan AS yang operasionalisasinya dilakukan oleh Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS).

Pada dokumen lain yang tidak dipublikasi disebutkan, atas penggunaan kolateral tersebut AS harus membayar fee sebesar 2,5% setahun kepada Indonesia. Hanya saja, ketakutan akan muncul pemimpinan yang korup di Indonesia, maka pembayaran fee tersebut tidak bersifat terbuka. Artinya hak kewenangan pencairan fee tersebut tidak berada pada Presiden RI siapa pun, tetapi ada pada sistem perbankkan yang sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga pencairannya bukan hal mudah, termasuk bagi Presiden AS sendiri.

Account khusus ini dibuat untuk menampung aset tersebut yang hingga kini tidak ada yang tahu keberadaannya kecuali John F Kennedy dan Soekarno sendiri. Sayangnya sebelum Soekarno mangkat, ia belum sempat memberikan mandat pencairannya kepada siapa pun di tanah air. Malah jika ada yang mengaku bahwa dialah yang dipercaya Bung Karno untuk mencairkan harta, maka dijamin orang tersebut bohong, kecuali ada tanda-tanda khusus berupa dokumen penting yang tidak tahu siapa yang menyimpan hingga kini.

Menurut sebuah sumber di Vatikan, ketika Presiden AS menyampaikan niat tersebut kepada Vatikan, Paus sempat bertanya apakah Indonesia telah menyetujuinya.

Kabarnya, AS hanya memanfaatkan fakta MOU antara negara G-20 di Inggris dimana Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut menanda tangani suatu kesepakatan untuk memberikan otoritas kepada keuangan dunia IMF dan World Bank untuk mencari sumber pendanaan alternatif. Konon kabarnya, Vatikan berpesan agar Indonesia diberi bantuan. Mungkin bantuan IMF sebesar USD 2,7 milyar dalam fasilitas SDR (Special Drawing Rights) kepada Indonesia pertengahan tahun lalu merupakan realisasi dari kesepakatan ini, sehingga ada isyu yang berkembang bahwa bantuan tersebut tidak perlu dikembalikan.

Oleh Bank Indonesia memang bantuan IMF sebesar itu dipergunakan untuk memperkuat cadangan devisa negara. Kalau benar itu, maka betapa nistanya rakyat Indonesia. Kalau benar itu terjadi betapa bodohnya Pemerintahan kita dalam masalah ini. Kalau ini benar terjadi betapa tak berdayanya bangsa ini, hanya kebagian USD 2,7 milyar. Padahal harta tersebut berharga ribuan trilyun dollar Amerika.

Aset itu bukan aset gratis peninggalan sejarah, aset tersebut merupakan hasil kerja keras nenek moyang kita di era masa keemasan kerajaan di Indonesia.

Asal Mula Perjanjian “Green Hilton Memorial Agreement”

Setelah masa perang dunia berakhir, negara-negara timur dan barat yang terlibat perang mulai membangun kembali infrastrukturnya. Akan tetapi, dampak yang telah diberikan oleh perang tersebut bukan secara materi saja tetapi juga secara psikologis luar biasa besarnya. Pergolakan sosial dan keagamaan terjadi dimana-mana. Orang-orang ketakutan perang ini akan terjadi lagi. Pemerintah negara-negara barat yang banyak terlibat pada perang dunia berusaha menenangkan rakyatnya, dengan mengatakan bahwa rakyat akan segera memasuki era industri dan teknologi yang lebih baik. Para bankir Yahudi mengetahui bahwa negara-negara timur di Asia masih banyak menyimpan cadangan emas. Emas tersebut akan di jadikan sebagai kolateral untuk mencetak uang yang lebih banyak yang akan digunakan untuk mengembangkan industri serta menguasai teknologi. Karena teknologi Informasi sedang menanti di zaman akan datang.

Sesepuh Mason yang bekerja di Federal Reserve (Bank Sentral di Amerika) bersama bankir-bankir dari Bank of International Settlements / BIS (Pusat Bank Sentral dari seluruh Bank Sentral di Dunia) mengunjungi Indonesia. Melalui pertemuan dengan Presiden Soekarno, mereka mengatakan bahwa atas nama kemanusiaan dan pencegahan terjadinya kembali perang dunia yang baru saja terjadi dan menghancurkan semua negara yang terlibat, setiap negara harus mencapai kesepakatan untuk mendayagunakan kolateral Emas yang dimiliki oleh setiap negara untuk program-program kemanusiaan. Dan semua negara menyetujui hal tersebut, termasuk Indonesia. Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa emas-emas milik negara-negara timur (Asia) akan diserahkan kepada Federal Reserve untuk dikelola dalam program-program kemanusiaan. Sebagai pertukarannya, negara-negara Asia tersebut menerima Obligasi dan Sertifikat Emas sebagai tanda kepemilikan. Beberapa negara yang terlibat diantaranya Indonesia, Cina dan Philippina. Pada masa itu, pengaruh Soekarno sebagai pemimpin dunia timur sangat besar, hingga Amerika merasa khawatir ketika Soekarno begitu dekat dengan Moskow dan Beijing yang notabene adalah musuh Amerika.

Namun beberapa tahun kemudian, Soekarno mulai menyadari bahwa kesepakatan antara negara-negara timur dengan barat (Bankir-Bankir Yahudi dan lembaga keuangan dunia) tidak di jalankan sebagaimana mestinya. Soekarno mencium persekongkolan busuk yang dilakukan para Bankir Yahudi tersebut yang merupakan bagian dari Freemasonry.

Tidak ada program-program kemanusiaan yang dijalankan mengunakan kolateral tersebut. Soekarno protes keras dan segera menyadari negara-negara timur telah di tipu oleh Bankir International.

Akhirnya Pada tahun 1963, Soekarno membatalkan perjanjian dengan para Bankir Yahudi tersebut dan mengalihkan hak kelola emas-emas tersebut kepada Presiden Amerika Serikat John F.Kennedy (JFK). Ketika itu Amerika sedang terjerat utang besar-besaran setelah terlibat dalam perang dunia. Presiden JFK menginginkan negara mencetak uang tanpa utang.

Karena kekuasaan dan tanggung jawab Federal Reserve bukan pada pemerintah Amerika melainkan di kuasai oleh swasta yang notabene nya bankir Yahudi. Jadi apabila pemerintah Amerika ingin mencetak uang, maka pemerintah harus meminjam kepada para bankir yahudi tersebut dengan bunga yang tinggi sebagai kolateral. Pemerintah Amerika kemudian melobi Presiden Soekarno agar emas-emas yang tadinya dijadikan kolateral oleh bankir Yahudi di alihkan ke Amerika. Presiden Kennedy bersedia meyakinkan Soekarno untuk membayar bunga 2,5% per tahun dari nilai emas yang digunakan dan mulai berlaku 2 tahun setelah perjanjian ditandatangani. Setelah dilakukan MOU sebagai tanda persetujuan, maka dibentuklah Green Hilton Memorial Agreement di Jenewa (Swiss) yang ditandatangani Soekarno dan John F.Kennedy. Melalui perjanjian itu pemerintah Amerika mengakui Emas batangan milik bangsa Indonesia sebesar lebih dari 57.000 ton dalam kemasan 17 Paket emas.

52f5b-gh71-756278

Melalui perjanjian ini Soekarno sebagai pemegang mandat terpercaya akan melakukan reposisi terhadap kolateral emas tersebut, kemudian digunakan ke dalam sistem perbankan untuk menciptakan Fractional Reserve Banking terhadap dolar Amerika. Perjanjian ini difasilitasi oleh Threepartheid Gold Commision dan melalui perjanjian ini pula kekuasaan terhadap emas tersebut berpindah tangan ke pemerintah Amerika. Dari kesepakatan tersebut, dikeluarkanlah Executive Order bernomor 11110, di tandatangani oleh Presiden JFKyang memberi kuasa penuh kepada Departemen Keuangan untuk mengambil alih hak menerbitkan mata uang dari Federal Reserve. Apa yang pernah di lakukan oleh Franklin, Lincoln, dan beberapa presiden lainnya, agar Amerika terlepas dari belenggu sistem kredit bankir Yahudi juga diterapkan oleh presiden JFK. salah satu kuasa yang diberikan kepada Departemen keuangan adalah menerbitkan sertifikat uang perak atas koin perak sehingga pemerintah bisa menerbitkan dolar tanpa utang lagi kepada Bank Sentral (Federal Reserve)

Tidak lama berselang setelah penandatanganan Green Hilton Memorial Agreement tersebut, presiden Kennedy di tembak mati oleh Lee Harvey Oswald. Setelah kematian Kennedy, tangan-tangan gelap bankir Yahudi memindahkan kolateral emas tersebut ke International Collateral Combined Accounts for Global Debt Facility di bawah pengawasan OITC (The Office of International Treasury Control) yang semuanya dikuasai oleh bankir Yahudi. Perjanjian itu juga tidak pernah efektif, hingga saat Soekarno ditumbangkan oleh gerakan Orde baru yang didalangi oleh CIA yang kemudian mengangkat Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia. Sampai pada saat Soekarno jatuh sakit dan tidak lagi mengurus aset-aset tersebut hingga meninggal dunia. Satu-satunya warisan yang ditinggalkan, yang berkaitan dengan Green Hilton Memorial Agreement tersebut adalah sebuah buku bersandi yang menyembunyikan ratusan akun dan sub-akun yang digunakan untuk menyimpan emas, yang terproteksi oleh sistem rahasia di Federal Reserve bernama The Black screen. Buku itu disebut Buku Maklumat atau The Book of codes. Buku tersebut banyak di buru oleh kalangan Lembaga Keuangan Dunia, Para sesepuh Mason, para petinggi politik Amerika dan Inteligen serta yang lainnya. Keberadaan buku tersebut mengancam eksistensi Lembaga keuangan barat yang berjaya selama ini.

Sampai hari ini, tidak satu rupiah pun dari bunga dan nilai pokok aset tersebut dibayarkan pada rakyat Indonesia melalui pemerintah, sesuai perjanjian yang disepakati antara JFK dan Presiden Soekarno melalui Green Hilton Agreement.

Padahal mereka telah menggunakan emas milik Indonesia sebagai kolateral dalam mencetak setiap dollar.

Hal yang sama terjadi pada bangsa China dan Filipina. Karena itulah pada awal tahun 2000-an China mulai menggugat di pengadilan Distrik New York. Gugatan yang bernilai triliunan dollar Amerika Serikat ini telah mengguncang lembaga-lembaga keuangan di Amerika dan Eropa. Namun gugatan tersebut sudah lebih dari satu dasawarsa dan belum menunjukkan hasilnya. Memang gugatan tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan kesabaran yang tinggi, karena bukan saja berhadapan dengan negara besar seperti Amerika, tetapi juga berhadapan dengan kepentingan Yahudi bahkan kabarnya ada kepentingan dengan Vatikan. Akankah Pemerintah Indonesia mengikuti langkah pemerintah Cina yang menggugat atas hak-hak emas rakyat Indonesia yang bernilai ribuan trilyun Dollar.

(sumber: lintasgaul.blogspot.com) Sumber : Sejarahri.com

HOME POLITIK Arsip Rahasia Seputar Pembunuhan Massal 1965 Dibuka AS

bung-karno-lantik-soeharto1_ratio-4x3

Potret transisi kekuasaan dari Presiden Sukarno ke Soeharto di Istana Merdeka, FOTO/Istimewa/ Sumber Tirto.id

Satu-persatu fragmen seputar peristiwa 1965, tentang Partai Komunis Indonesia (PKI), tentang tentara, dan tentang pembantaian massal muncul ke permukaan seiring terbukanya arsip-arsip baru. Setelah Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) merilis arsip PKI dan afiliasinya pada 2014, kini giliran Amerika Serikat melakukan hal serupa.

Pusat Deklasifikasi Nasional (NDC), bagian dari Badan Administrasi Rekaman dan Arsip Nasional AS (NARA), mempublikasikan arsip-arsip rahasia “Jakarta Embassy Files” yang dibuat dalam periode 1964-1968. Sebagaimana namanya, arsip ini diproduksi oleh Kedutaan Besar AS yang berkedudukan di Jakarta. Dalam periode ini, ada dua duta besar AS yang pernah bertugas, Howard P. Jones (1958-1965) dan Marshall Green (1965-1969).

Menurut Arsip Keamanan Nasional dari George Washington University, yang mengunggah dokumen terbaru hari ini, pemerintah AS mengetahui secara rinci soal peran Angkatan Darat Indonesia melakukan kampanye pembantaian massal terhadap PKI sejak 1965.

“Dokumen baru ini juga menggambarkan para diplomat dari Kedubes AS di Jakarta menyimpan catatan eksekusi mati pemimpin PKI, dan pejabat-pejabat AS mendukung secara aktif upaya Angkatan Darat Indonesia menghabisi gerakan buruh sayap kiri,” demikian rilis Arsip Keamanan Nasional.

Arsip yang dibuka sesudah 52 tahun peristiwa “Gerakan 30 September” ini mengurai bagaimana Kedubes AS “membaca” peristiwa selama kurun paling berdarah dalam sejarah politik Indonesia di sejumlah wilayah, termasuk di Medan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Arsip ini membahas beragam topik, dari kegiatan harian Kedutaan AS, penilaian para diplomat terhadap keadaan politik dalam dan luar negeri, ekonomi Indonesia, konflik AS dengan Sukarno, hingga konsolidasi rezim Soeharto yang lebih dikenal dengan sebutan Orde Baru.

 

Deklasifikasi terlaksana setelah ada desakan dari penggiat hak asasi manusia di AS dan Indonesia, serta senator AS. Senator Tom Udall, misalnya, dalam rancangan resolusi AS tahun 2014, mendesak pemerintahan Barack Obama untuk segera mendeklasifikasi dokumen terkait.

“Ini adalah sejarah yang menyakitkan untuk diingat. Pada 1 Oktober 1965, enam jenderal Angkatan Darat Indonesia tewas. Jenderal tersebut dibunuh oleh personel militer, tetapi Partai Komunis Indonesia disalahkan atas kematian mereka, yang kemudian digunakan untuk dalih pembunuhan massal,” ujar Udall saat itu.

Udall mengakui AS terlibat dalam proses tersebut, baik yang terkait pembantaian maupun pemenjaraan orang-orang tertuduh komunis tanpa proses pengadilan.

“AS memberikan bantuan keuangan dan militer selama periode itu dan periode selanjutnya, menurut dokumen yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri, dan Jenderal Soeharto mengkonsolidasikan kekuasaannya, memerintah pada tahun 1967-1998,” ujar Udall. Ia menambahkan, CIA juga melakukan operasi rahasia di Indonesia selama periode ini, meski catatan aktivitasnya mungkin tidak termasuk dalam arsip yang dibuka.

 

Alex Daverede dari NDC, reviewer arsip, mengatakan bahwa arsip-arsip ini akan memberikan perspektif baru. Ia mengatakan bahwa ada potensi arsip ini bisa dimanfaatkan para peneliti untuk menyusun bagian puzzle sejarah yang hilang.

“Saya pikir Anda akan mendapatkan beberapa wawasan tentang perspektif AS terhadap Gerakan 30 September. Anda juga akan mendapatkan beberapa penelitian tentang Sukarno dan para tokoh di sekelilingnya. Anda juga akan melihat perspektif Kedutaan Besar AS pada transisi mengambang dari Sukarno ke Soeharto, penderitaan ekonomi Indonesia pada 1965-1966, dan upaya-upaya mendapatkan ‘makanan’ dari sebuah negara yang bangkrut,” kata Daverede.

Total ada 30 ribu halaman yang sedang diproses NDC, dan ratusan arsip masih tetap diklasifikasikan sebagai rahasia. NDC masih melakukan peninjauan atas arsip-arsip ini, yang rencananya akan kembali dibuka pada awal tahun depan.

 

Sumber : Tirto.id

Ini Istighotsah KH Hasyim Asy’ari

Pendiri NU, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ulama Ahli Hadist. Kakek Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) ini juga banyak menulis kitab, termasuk menulis wirid Istighotsah.
Dalam Istighosah itu KH Hasyim Asy’ari itu, diawali dengan bacaan Asmaul Husna, kemudian istighfar dan diakhiri dengan syair qoshidah  yang ditulis As-Syayid Al Habib Abdullah bin Husain bin Thohir Ba ‘alawi yang ada di kitab Manaqib Syaekh Abdul Qodir Al Jailani.
Menurut Agus Zaky Hadziq, Auward Istighosah karya KH Hasyim Asy’ari, mungkin belum banyak diketahui khalayak umum. Namun dirinya yakin istighotsah itu beredar di kalangan santri pendiri pesantren Tebuireng Jombang ini.
“Saya dapat Istighotsah Mbah Hasyim itu dari salah satu santri Tebuireng yang menjadi pengasuh pesantren Thoriqul Huda Ponorogo. KH Fahruddin,” tuturnya.
Gus Zakky yang merupakan cucu KH Hasyim Asyari ini mengungkapkan, KH Fahruddin saat menjadi santri Tebuireng mendapatkan ijazah istighotsah dari KH Choliq Hasyim salah satu putra Mbah Hasyim Asy’ari.
“ Kebetulan, beberapa bulan sebelum wafatnya, KH Fahruddin, saya sempat bersilaturrahim ke pesantren Thoriqul Huda Ponorogo. Waktu itu beliau memberikan wirid Istighotsah itu, katanya beliau mendapatkan Istighosah itu dari KH Choliq Hasyim salah satu putra Mbah Hasyim Asy’ari,” imbuhnya.
KH Choliq Hasyim merupakan generasi ke 5, sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, Sebelumnya, pesantren Tebuireng dipimpin KH Hasyim Asy’ari selaku pendiri, kemudian dilanjutkan KH Wahid Hasyim, KH Abdul Karim Hasyim, KH Bidlowi dan KH Choliq Hasyim.
Menurut Gus Zaky, ada secuil kisah tentang Istighotsah tersebut. Konon KH Hasyim  Asy’ari pernah memprediksi akan terjadinya gonjang-ganjing yang akan menimpa Indonesia wa bil khusus Nahdlatul Ulama.
“Istighotsah ini sudah selayaknya diamalkan para pengurus dan jamaah NU dimanapun berada, “pungkasnya
Sumber : NuOnline

Pidato Amanat Ketum PBNU untuk Hari Santri 2017

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengirimkan surat kepada pengurus NU di tingkat wilayah, cabang, termasuk lembaga dan badan otonomnya di seluruh Indonesia tentang peringatan Hari Santri Nasional.
Surat tersebut dilampiri isi pidato Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. PBNU mengimbau surat ini dibacakan dalam apel Hari Santri yang digelar serentak di berbagai wilayah di Tanah Air pada 22 Oktober 2017.
Berikut isi utuh dari pidato bersebut:
Amanat Ketua Umum PBNU pada Peringatan Hari Santri
Tanggal 22 Oktober 2017
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين اللهم صل وسلم على سيدنا
ومولانا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين
أما بعد
Hari ini tahun ketiga Keluarga Besar Nahdlatul Ulama dan seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Santri. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri tanggal 22 Oktober 2015 yang bertepatan dengan tanggal 9 Muharram 1437 Hijriyah merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Pengakuan terhadap kiprah ulama dan santri tidak lepas dari Resolusi Jihad yang dikumandangkan Hadlaratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama, pada 22 Oktober 1945. Di hadapan konsul-konsul Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-Madura, bertempat di Kantor Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama di Jl. Boeboetan VI/2 Soerabaja, Fatwa Resolusi Jihad NU digaungkan dengan pidato Hadlaratus Syeikh yang menggetarkan:
“..Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe fardloe ‘ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada diloear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itoe djadi fardloe kifayah (jang tjoekoep kalaoe dikerdjakan sebagian sadja…).”
Tanpa Resolusi Jihad NU dan pidato Hadlaratus Syeikh yang menggetarkan ini, tidak akan pernah ada peristiwa 10 November di Surabaya yang kelak diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Kiprah santri teruji dalam mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang bersendikan Bhinneka Tunggal Ika. Santri berdiri di garda depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman. Pada 1936, sebelum Indonesia merdeka, kaum santri menyatakan Nusantara sebagai Dârus Salâm. Pernyataan ini adalah legitimasi fikih berdirinya NKRI berdasarkan Pancasila. Tahun 1945, kaum santri setuju menghapuskan tujuh kata dalam Piagam Jakarta demi persatuan dan kesatuan bangsa. Tahun 1953, kaum santri memberi gelar Presiden Indonesia, Ir. Soekarno, sebagai Waliyyul Amri ad-Dlarûri bis Syaukah, pemimpin sah yang harus ditaati dan menyebut para pemberontak DI/TII sebagai bughat yang harus diperangi. Tahun 1965, kaum santri berdiri di garda depan menghadapi rongrongan ideologi komunisme. Tahun 1983/1984, kaum santri memelopori penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa-bernegara dan menyatakan bahwa NKRI sudah final sebagai konsensus nasional (mu’âhadah wathaniyyah). Selepas Reformasi, kaum santri menjadi bandul kekuataan moderat sehingga perubahan konstitusi tidak melenceng dari khittah 1945 bahwa NKRI adalah negara-bangsa—bukan negara agama,bukan negara suku—yang mengakui seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, ras, agama, dan golongan.
Kenyataan ini perlu diungkapkan untuk menginsyafkan semua pihak, termasuk kaum santri sendiri, tentang saham mereka yang besar dalam berdiri dan tegaknya NKRI. Tanpa kiprah kaum santri, dengan sikap-sikap sosialnya yang moderat (tawassuth), toleran (tasâmuh), proporsional (tawâzun), lurus (i’tidâl), dan wajar (iqtishâd), NKRI belum tentu eksis sampai sekarang. Negeri-negeri Muslim di Timur Tengah dan Afrika sekarang remuk dan porak poranda karena ekstremisme dan ketiadaan komunitas penyangga aliran Islam wasathiyyah.
Momentum Hari Santri hari ini perlu ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan. Spirit “nasionalisme bagian dari iman” (حب الوطن من الايمان) perlu terus digelorakan di tengah arus ideologi fundamentalisme agama yang mempertentangkan Islam dan nasionalisme. Islam dan ajarannya tidak bisa dilaksanakan tanpa tanah air. Mencintai agama mustahil tanpa berpijak di atas tanah air, karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan. Hari Santri juga harus digunakan sebagai revitalisasi etos moral kesederhaan, asketisme, dan spiritualisme yang melekat sebagai karakter kaum santri. Etos ini penting di tengah merebaknya korupsi dan narkoba yang mengancam masa depan bangsa. Korupsi dan narkoba adalah turunan dari materialisme dan hedonisme, paham kebendaan yang mengagungkan uang dan kenikmatan semu. Singkatnya, santri harus siap mengemban amanah, yaitu amanah kalimatul haq. Berani mengatakan “iya” terhadap kebenaran walaupun semua orang mengatakan “tidak” dan sanggup menyatakan “tidak” pada kebatilan walaupun semua orang mengatakan “iya”. Itulah karakter dasar santri yang bumi, langit dan gunung tidak berani memikulnya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzaab ayat 72.
Hari ini santri jugahidup di tengah dunia digital yang tidak bisa dihindari. Internet adalah bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia sejagat dalam dunia maya. Ia punya aspek manfaat dan mudharat yang sama-sama besar. Internet telah digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan dakwah Islam, tetapi juga digunakan untuk merusak harga diri dan martabat seseorang dengan fitnah dan berita hoaks. Santri perlu ‘memperalat’ teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan serta mereduksi penggunaannya yang tidak sejalan dengan upaya untuk menjaga agama (حفظ الدين والعقل), jiwa (حفظ النفس), nalar (حفظ العقل), harta (حفظ المال), keluarga (حفظ النسل), dan martabat(حفظ العرض) seseorang. Kaidah fikih: al-muhâfadhah ala-l qadîmis shâlih wa-l akhdzu bi-l jadîdi-l ashlah senantiasa relevan sebagai bekal kaum santri menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.
Selamat Hari Santri 2017. Santri kuat, NKRI hebat.
شكرا ودمتم في الخير والبركة والنجاح
والله الموفق إلى أقوم الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Jakarta, 22 Oktober 2017
Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA.
Ketua Umum
Sumber : NuOnline

Ini Perbedaan Hadats dan Najis

Ini Perbedaan Hadats dan Najis

Dalam istilah bersuci (thaharah), kita sering kali mengenal dua istilah, yakni hadats dan najis. Dua istilah ini memiliki implikasi yang berbeda sehingga kita harus mampu membedakan antara dua istilah ini.

Untuk membedakan keduanya, kita perlu mengetahui ciri dari masing-masing istilah najis maupun hadats. Perbedaan keduanya bisa dilihat dari dua hal. Pertama, ditinjau dari segi hakikatnya. Kedua, ditinjau dari segi implikasi dan hukum fikihnya.

Adapun perbedaan antara hadats dan najis ditinjau dari segi hakikatnya, najis adalah perkara yang zhahir dan bisa dilihat, seperti air kencing, darah, dan lain sebagainya. Sedangkan hadats adalah perkara maknawi yang ada di dalam jasad dan tidak dapat dilihat oleh panca indra.

Adapun perbedaan secara implikasi dan hukum fikihnya, bisa dilihat dari beberapa hal:

Pertama, dari segi niatnya. Niat menjadi syarat untuk menghilangkan hadats. Sedangkan untuk menghilangkan najis, tidak dibutuhkan niat.

Kedua, air. Dalam menghilangkan hadats, air juga menjadi syarat. Sedangkan untuk menghilangkan najis, tidak harus dengan air. Istinja’ misalkan, bisa dilakukan dengan menggunakan batu.

Ketiga, penghilangan najis diharuskan untuk membersihkan mahal (tempat) najis sampai hilang ain (zat) najisnya. Sedangkan untuk hadats, cukup membasuh seluruh anggota badan jika hadats besar, dan cukup membasuh anggota wudhu (berwudhu) jika hadats kecil.

Keempat, menghilangkan hadas tidak perlu membeda-bedakan dan tartib. Misalnya, ketika dalam satu waktu kita kentut, kemudian buang air kecil dan buang air besar, maka tidak harus menghilangkan hadats tersebut satu per satu, melainkan langsung sekaligus. Ini berbeda dengan najis. Jika dalam satu waktu di tangan kita terkena kotoran binatang, setelah itu kaki dan muka, maka kita harus membersihkannya satu per satu.

Kelima, berkaitan dengan pengganti dari menghilangkan hadats dan najis. Jika hadats, maka menghilangkannya bisa digantikan dengan tayamum. Sedangkan najis, tidak bisa digantikan dengan tayamum. Namun pendapat ulama Hanabilah mengatakan bahwa membersihkan najis bisa diganti dengan tayamum. Wallahu a’lam. (M Alvin Nur Choironi)

Dalam istilah bersuci (thaharah), kita sering kali mengenal dua istilah, yakni hadats dan najis. Dua istilah ini memiliki implikasi yang berbeda sehingga kita harus mampu membedakan antara dua istilah ini.

Untuk membedakan keduanya, kita perlu mengetahui ciri dari masing-masing istilah najis maupun hadats. Perbedaan keduanya bisa dilihat dari dua hal. Pertama, ditinjau dari segi hakikatnya. Kedua, ditinjau dari segi implikasi dan hukum fikihnya.

Adapun perbedaan antara hadats dan najis ditinjau dari segi hakikatnya, najis adalah perkara yang zhahir dan bisa dilihat, seperti air kencing, darah, dan lain sebagainya. Sedangkan hadats adalah perkara maknawi yang ada di dalam jasad dan tidak dapat dilihat oleh panca indra.

Adapun perbedaan secara implikasi dan hukum fikihnya, bisa dilihat dari beberapa hal:

Pertama, dari segi niatnya. Niat menjadi syarat untuk menghilangkan hadats. Sedangkan untuk menghilangkan najis, tidak dibutuhkan niat.

Kedua, air. Dalam menghilangkan hadats, air juga menjadi syarat. Sedangkan untuk menghilangkan najis, tidak harus dengan air. Istinja’ misalkan, bisa dilakukan dengan menggunakan batu.

Ketiga, penghilangan najis diharuskan untuk membersihkan mahal (tempat) najis sampai hilang ain (zat) najisnya. Sedangkan untuk hadats, cukup membasuh seluruh anggota badan jika hadats besar, dan cukup membasuh anggota wudhu (berwudhu) jika hadats kecil.

Keempat, menghilangkan hadas tidak perlu membeda-bedakan dan tartib. Misalnya, ketika dalam satu waktu kita kentut, kemudian buang air kecil dan buang air besar, maka tidak harus menghilangkan hadats tersebut satu per satu, melainkan langsung sekaligus. Ini berbeda dengan najis. Jika dalam satu waktu di tangan kita terkena kotoran binatang, setelah itu kaki dan muka, maka kita harus membersihkannya satu per satu.

Kelima, berkaitan dengan pengganti dari menghilangkan hadats dan najis. Jika hadats, maka menghilangkannya bisa digantikan dengan tayamum. Sedangkan najis, tidak bisa digantikan dengan tayamum. Namun pendapat ulama Hanabilah mengatakan bahwa membersihkan najis bisa diganti dengan tayamum. Wallahu a’lam

Sumber : NuOnline